mycoachfactoryoutlet.net – Perdagangan organ manusia secara ilegal adalah salah satu bentuk kejahatan transnasional yang paling brutal namun tersembunyi. Meskipun dilarang oleh hukum internasional dan nasional, praktik ini masih terjadi, terutama di wilayah-wilayah dengan ketimpangan ekonomi tinggi seperti beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Kamboja, dan Filipina.
Modus kejahatan ini seringkali melibatkan sindikat lintas negara yang terorganisir rapi. Mereka menargetkan korban dari kelompok rentan seperti pekerja migran, tunawisma, hingga orang yang terlilit utang. Korban dipaksa atau dibujuk menjual organ—khususnya ginjal—dengan iming-iming uang dalam jumlah besar. Namun dalam banyak kasus, mereka tidak mendapat perawatan medis memadai atau bahkan tak dibayar sama sekali.
Di Indonesia, kasus perdagangan ginjal diungkap pada 2023 di Jakarta dengan jaringan yang terhubung ke Kamboja. Penyidikan oleh Bareskrim Polri menemukan bahwa korban dikirim ke rumah sakit luar negeri melalui visa wisata, sementara operasi dilakukan di bawah pengawasan jaringan profesional medis yang ikut terlibat. Meski beberapa pelaku ditangkap, kasus ini mengungkap celah besar dalam pengawasan lintas batas.
Secara hukum, Indonesia memiliki landasan dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang melarang jual beli organ tubuh. Namun, penegakan hukum masih lemah karena sifat kejahatan yang rahasia, sulit dilacak, serta melibatkan banyak yurisdiksi.
Menurut WHO, hanya sekitar 10% dari kebutuhan transplantasi organ di dunia yang terpenuhi secara legal. Ini menciptakan pasar gelap global senilai miliaran dolar. Selain itu, investigasi dari The Guardian dan Reuters menemukan bahwa rumah sakit tertentu di negara berkembang kerap “menutup mata” terhadap asal-usul donor.
Solusi jangka panjang tidak cukup hanya dengan penindakan hukum. Negara perlu memperkuat regulasi sistem donasi organ, memperluas kampanye etis tentang transplantasi, dan membentuk badan regional ASEAN untuk melacak serta memberantas perdagangan organ secara kolektif.
Kasus-kasus ini menunjukkan betapa pentingnya integritas medis, kejelasan hukum, dan peran aktif masyarakat dalam melaporkan praktik ilegal. Tanpa kerja sama lintas sektor, kejahatan ini akan terus menghantui kelompok paling rentan di masyarakat.