mycoachfactoryoutlet.net – Givenchy bukan sekadar nama di label pakaian mewah—ini adalah simbol dari elegansi Paris yang abadi, lahir dari visi seorang desainer visioner di tahun 1950-an. Sejak debutnya pada 1952, rumah mode ini telah mendefinisikan ulang haute couture, siap pakai, dan aksesoris, sambil tetap relevan di era digital 2025. Di bawah kepemimpinan kreatif Sarah Burton sejak 2024, Givenchy kembali ke akarnya dengan koleksi Fall 2025 yang memukau, sambil mengeksplorasi bentuk baru yang sensual dan kontemporer. Dari gaun ikonik Audrey Hepburn hingga kampanye terbaru dengan bintang K-pop, mari kita telusuri perjalanan Givenchy yang penuh glamor.
Sejarah Singkat: Dari Debut 1952 hingga Era LVMH
Didirikan oleh Count Hubert James Marcel Taffin de Givenchy pada 2 Februari 1952 di Avenue Georges V, Paris, rumah mode ini langsung mencuri perhatian dengan koleksi “Les Séparables”—gaun sederhana dari katun mentah yang ringan dan blus puffed. Debutnya di Hôtel Particular langsung dipuji oleh media seperti L’Album du Figaro, yang menyebut Givenchy sebagai “salah satu anak paling terkenal di dunia fashion”. Hanya setahun kemudian, Givenchy bertemu Audrey Hepburn, yang menjadi muse abadinya. Persahabatan mereka melahirkan desain ikonik untuk film seperti Sabrina (1954) dan Breakfast at Tiffany’s (1961), termasuk gaun hitam little yang legendaris.
| Milestone Penting Givenchy | Tahun | Deskripsi Singkat |
|---|---|---|
| Debut Koleksi | 1952 | Les Séparables: Gaun katun ringan, blus puffed. |
| Pertemuan Audrey Hepburn | 1953 | Muse utama; desain untuk Sabrina. |
| Peluncuran Parfum L’Interdit | 1957 | Fragrance pertama, terinspirasi Hepburn. |
| Givenchy Université | 1969 | Koleksi ready-to-wear pertama di haute couture. |
| Dijual ke LVMH | 1988 | Givenchy tetap desainer hingga pensiun 1995. |
| Matthew M. Williams | 2020–2023 | Fokus streetwear mewah; kampanye dengan Ethel Cain. |
| Sarah Burton | 2024–sekarang | Debut Fall 2025: Kembali ke pola 1952. |
Setelah Givenchy pensiun, Riccardo Tisci (2005–2017) membawa sentuhan rock ‘n’ roll, diikuti Clare Waight Keller (2017–2020) yang mendesain gaun pernikahan Meghan Markle. Matthew Williams menambahkan edge urban, tapi era Burton menandai kembalinya ke akar couture dengan twist modern. Saat ini, di bawah CEO Alessandro Valenti (sejak Juli 2024), Givenchy bagian dari LVMH dan fokus pada sustainability, termasuk Green Star Michelin untuk komitmen lingkungan.
Sarah Burton: Desainer yang “Mengusir Hantu Audrey” untuk Wanita Kontemporer
Sarah Burton, mantan kreatif director Alexander McQueen, ditunjuk pada September 2024 sebagai direktur artistik pertama wanita Givenchy. Debutnya di Paris Fashion Week Maret 2025 langsung viral: Koleksi Fall/Winter 2025 terinspirasi pola asli 1952 yang ditemukan di dinding tersembunyi atelier pertama Givenchy. “Saya tidak ingin menciptakan Givenchy baru, tapi kembali ke esensinya,” kata Burton dalam preview.
Koleksi ini ditampilkan di salon historis Avenue Georges V, dengan dinding dicat putih segar dan cahaya terang seperti ruang bedah—menyoroti presisi tailoring. Elemen kunci:
- Siluet Jam Pasir: Mantel dan jaket dramatis dengan bahu kuat tapi lembut, pinggang terdefinisi, dan jahitan “couture seam” yang melengkung.
- Peekaboo Knit Catsuit: Look pembuka: Bodysuit rajut elastis dengan logo Givenchy 1952, transparan cukup untuk tunjukkan bra dan celana dalam—campuran sensual 2025.
- Reversi Desain: Jaket dibalik agar lapel rendah di punggung, terinspirasi pola 1952 yang simetris depan-belakang.
- Gaun Triangular: Gaun austere geometris dan baby doll, plus gaun tulle putih mengambang seperti bridal couture.
Vogue menyebutnya “rasa kebenaran di dunia fashion”, sementara The New York Times bilang Burton “mengusir hantu Audrey dan menggantikannya dengan wanita berbeda—kontemporer dan berani”. Koleksi ini mengeksplorasi “building blocks of fashion”: draping dan pattern-making untuk bentuk baru, tanpa styling berlebih untuk kemurnian.
Ikon Produk: Dari Gaun Hepburn hingga Aksesoris 2025
Givenchy terkenal dengan desain timeless yang blend maskulin-feminin:
- Gaun Hitam Little: Dari Breakfast at Tiffany’s, simbol chic sederhana.
- Shirt Dress: Debut 1954, masih dijual sebagai staple.
- Parfum L’Interdit: Eau de Toilette modern dengan notes tuberose dan patchouli.
- Antigona Bag: Tote kulit ikonik, favorit seleb seperti Kim Kardashian.
- Koleksi 2025: Holiday Collection wanita dengan motif festive; Spring 2026 sneak peek di situs resmi, fokus “Objects of Desire” seperti Pinch Me Bag.
Di 2025, Givenchy kolaborasi dengan Walt Disney untuk kapsul 100 tahun anniversary (2023, tapi edisi limited masih hot), dan campaign musim gugur dengan fotografer Collier Schorr.
Ambassador & Pengaruh Budaya: Dari Hepburn ke K-Pop
Givenchy selalu pilih muse berpengaruh:
- Audrey Hepburn: Ikon abadi, desain untuk 6 film.
- Ariana Grande: Wajah Fall/Winter 2019.
- Aespa: Ambassador K-pop pertama (2021).
- Yuta Jinguji (Number_i): Wajah Givenchy Beauty Jepang sejak Februari 2025.
- Lainnya: LeBron James, Ethel Cain, dan transgender model di Fall 2010 Riccardo Tisci.
Pengaruhnya global: Dari gaun pernikahan Meghan Markle hingga streetwear Matthew Williams yang dipakai Kanye West.
Di akhir 2025, Givenchy tetap relevan dengan 3 Repsol Suns dan Top 30 World’s 50 Best. Situs resminya (givenchy.com) tawarkan koleksi online: ready-to-wear mulai €1.000, tas €2.000+, dan parfum €100. Showroom Fifth Avenue New York dan Milan tetap ikonik.
